01/09/12

Faktor Mental Pemain Kurang Siap Menjadi Algojo




Indonesia gagal merebut emas cabang sepakbola SEA Games XXVI, setelah kandas 4-5 secara dramatis melalui adu penalti di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senyan Jakarta, Senin (21/11), hal itu membuat memperpanjang penantian bisa menggodol emas pada pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara ini.

Tampil dihadapan puluhan ribu pendukungnya, Egi Melgiansyah dkk dipaksa bermain imbang 1-1 oleh Malaysia hingga 120 menit. Di drama adu penalti, Indonesia kurang beruntung harus menyerah 4-5 dari Malaysia.


Pelatih timnas U-23 Indonesia, Rahmad Dramawan menyatakan, kondisi pamainnya tidak sebugar saat tampil di semifinal ketika melawan Vietnam. "Kondisi tim kami tidak sebugar seperti ketika tampil di semifinal sebelumnya. Hal itu, membuat ada perbedaan kualitas kecepatan dan pergerakan tanpa bola," tandas RD sapaan Rahmad Darmawan.

Menurut RD, faktor mental juga menjadi salah satu akibat kekalahan 4 - 5 dari Malaysia melalui drama adu penalti. Kurangnya kesiapan mental, terlihat ketika menentukan pemain yang akan menjadi algojo penalti. Hanya tiga pemain yang menyatakan siap.

“Sebetulnya, mental pemain tidak ada masalah ketika pertandingan berjalan 120 menit. Pemain sudah tampil luar biasa, dengan kecang sejak pertandingan dimulai. Kurang kesiapan mental, justru muncul saat menjalani adu penalti. Ketika saya tanya, siapa yang siap menjadi penendang penalti, ternyata jumlahnya kurang. Hanya tiga pemain saja yang siap melakukan tendangan penalti,” ungkapnya.

Menurut Rahmad, justru mental para pemain Malaysia lebih bagus saat adu penalti. Dinilainya, peran kiper Malaysia, Che Mat Khairul Fahmi yang tampil cemerlang, memberikan peranan besar bagi kemenangan Malaysia. "Mental para pemain Malaysia lebih siap dibanding dengan pemian kami saat melakukan adu penalti," pungkasny

Indonesia gagal merebut emas cabang sepakbola SEA Games XXVI, setelah kandas 4-5 secara dramatis melalui adu penalti di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senyan Jakarta, Senin (21/11), hal itu membuat memperpanjang penantian bisa menggodol emas pada pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara ini.

Tampil dihadapan puluhan ribu pendukungnya, Egi Melgiansyah dkk dipaksa bermain imbang 1-1 oleh Malaysia hingga 120 menit. Di drama adu penalti, Indonesia kurang beruntung harus menyerah 4-5 dari Malaysia.

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Rahmad Dramawan menyatakan, kondisi pamainnya tidak sebugar saat tampil di semifinal ketika melawan Vietnam. "Kondisi tim kami tidak sebugar seperti ketika tampil di semifinal sebelumnya. Hal itu, membuat ada perbedaan kualitas kecepatan dan pergerakan tanpa bola," tandas RD sapaan Rahmad Darmawan.

Menurut RD, faktor mental juga menjadi salah satu akibat kekalahan 4 - 5 dari Malaysia melalui drama adu penalti. Kurangnya kesiapan mental, terlihat ketika menentukan pemain yang akan menjadi algojo penalti. Hanya tiga pemain yang menyatakan siap.

“Sebetulnya, mental pemain tidak ada masalah ketika pertandingan berjalan 120 menit. Pemain sudah tampil luar biasa, dengan kecang sejak pertandingan dimulai. Kurang kesiapan mental, justru muncul saat menjalani adu penalti. Ketika saya tanya, siapa yang siap menjadi penendang penalti, ternyata jumlahnya kurang. Hanya tiga pemain saja yang siap melakukan tendangan penalti,” ungkapnya.

Menurut Rahmad, justru mental para pemain Malaysia lebih bagus saat adu penalti. Dinilainya, peran kiper Malaysia, Che Mat Khairul Fahmi yang tampil cemerlang, memberikan peranan besar bagi kemenangan Malaysia. "Mental para pemain Malaysia lebih siap dibanding dengan pemian kami saat melakukan adu penalti," pungkasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar